11 September 2021. Palembang, Indonesia
Indonesia meraih peringkat tertinggi dari 27 negara akan kepercayaan publik terhadap keterbukaan informasi pada Sustainable Report menurut hasil survei GlobeScan dan Global Reporting Initiative (GRI) tahun 2020. Penilaian ini menandakan transparansi kinerja mayoritas perusahaan di Indonesia telah sesuai dengan standar pengungkapan pada aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (LST) dalam setiap proses bisnisnya, serta dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam mendukung pembiayaan/investasi. Sustainability Reporting atau laporan keberlanjutan merupakan bentuk laporan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk mengungkapkan (disclose) atau mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan mengenai kinerja Lingkungan, Sosial dan Tata kelola yang baik (LST) secara akuntabel. Manfaat laporan keberlanjutan bagi pihak eksternal adalah Mengurangi dampak lingkungan, sosial dan tata kelola yang negatif. Meningkatkan reputasi dan loyalitas merek. Memungkinkan pemangku kepentingan eksternal untuk memahami nilai sebenarnya organisasi, serta aset berwujud dan tidak berwujud. Sustainability Report perlu diintegrasikan dengan laporan keuangan untuk memudahkan pengawasan pihak eksternal terhadap program-program Corporate Social Responbility (CSR) yang diadakan perusahaan. Adanya Sustainability Report yang terintegrasi dengan laporan keuangan juga dapat memacu perusahaan untuk melaksanakan CSR yang tidak hanya mengusung misi sosial, namun juga misi lingkungan.
Seminar Nasional ini merupakan Kerjasama Laboratorium Aplikasi Ekonomi dan Bisnis dengan Laboratorium Kuantitatif dan Kualitatif dan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, yang dilaksanakan pada hari Sabtu 11 September 2021, dengan tema Sustainability Reporting sebagai Strategi Pengembangan Bisnis secara daring melalui aplikasi Zoom dan live streaming Youtube. Prof. Dr. Mohamad Adam, SE., M.E selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya memberikan kata sambutan dan membuka acara webinar nasional. Dalam pembukaannya Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Mohamad Adam, SE, ME melaporkan bahwa Seminar Nasional ini telah diikuti oleh 472 peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, yang terdiri dari Akademisi, Mahasiswa, BUMN, Profesi (Kantor Jasa Akuntansi), Perusahaan Swasta, dan Peneliti. Beliau menyampaikan bahwa Sustainability Reporting atau laporan keberlanjutan ini merupakan laporan yang berkala, perusahaan bisa berkomunikasi kepada seluruh pemangku kepentingan mengenai kinerja Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola yang baik.
Beberapa pakar dihadirkan sebagai pembicara dalam seminar nasional ini seperti Dr. Ali Darwin, Ak., M.Sc., CSP (Chairman and Executive Director of the National Center for Sustainability Reporting), Dr. Inten Meutia, M.Acc, Ak., CA, CSRS, CSRA (Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Direktur Center for Sustainable Literacy, Ketua IAI Wil. Sumsel), Dr. Ari Purwanti, Ak., CA, CSRA, CERA, CIBA (Direktur Operasional SRA Consulting). Para pembicara ini menyajikan beberapa materi untuk memberikan pemahaman yang komprehensif terkaitsustainability reporting sebagai strategi pengembangan bisnis, yang dipandu oleh moderator Dr. Shelly Febriana Kartasari, M.Si, Ak., CA, CSRA, Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Pemaparan dimulai dengan “Sustainability Reporting Practice in Indonesia” yang disampaikan oleh Dr. Ali Darwin, Ak., M.Sc.,CSP. Dalam paparannya beliau menyampaikan di Indonesia masih kekurangan tenaga dalam membuat laporan keberlanjutan tersebut. Sustainability Reporting harus dimulai dahulu dengan pembentukan sistem manajemen keberlanjutan dalam suatu organisasi. Dari laporan keberlanjutan ini akan terdapat tiga sinyal yaitu kinerja (ekonomi, sosial dan lingkuan), dampak (dampak perusahaan tersebut terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan), tujuan pembanguan keberlanjutan (SDGs- Sustainable Development Goals). Dalam praktik di Indonesia ada dua masa yaitu masa voluntary dan mandatory. Untuk masa voluntary yaitu tahu 2003-2020 dimana hanya beberapa perusahaan di Indonesia yang sudah melaporakan laporan keberlanjutannya sesuai dengan GRI standards. Masa mandatory melalui OJK yang sudah mengeluarkan regulasi No. 16 tahun 2021 serta dalam pelaporan keberlanjutan mengikuti standar dari GRI dan OJK Guidelines.
Dr. Inten Meutia, M.Acc, Ak., CA, CSRS, CSRA selaku Dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya memberikan pemaparannya mengenai Riset Sustainability Reporting. Pemaparan ini menyajikan tentang riset-riset Sustainability Reporting didunia dan di Indonesia. Beliau memaparkan tentang tren riset yang masih sedikit di dunia. Paradigma yang digunakan oleh periset dunia yaitu paradigma kualitatif dan kuantitatif mulai berimbang yaitu 23 dan 21. Metode riset yang paling dominan yaitu content analysis dan questionnaire. Riset tentang Sustainability Reporting ini lebih banyak muncul di negara berkembang. Sektor yang paling banyak dilakukan riset Sustainability Reporting ini adalah sector private. Sedangkan perkembangan riset di Indonesia, untuk tren risetnya dari 2016 yang hanya 2 artikel di tahun 2020 sudah mengalami peningkatan menjadi 14 artikel. Paradigma yang digunakan paling banyak di Indonesia yaitu paradigma kuantitatif. Metode risetnya lebih banyak menggunakan content analysis. Sektor yang paling banyak menjadi minat dari peneliti yaitu sector private.
Melengkapi pembahasan dalam seminar ini, Dr. Ari Purwanti, Ak., CA, CSRA, CERA, CIBA, selaku Direktur Operasional SRA Consulting, memaparkan tentang “Praktik Pelaporan Keberlanjutan”. Dalam paparannya 80% perusahaan dunia sudah melaporakan Sustainability Reporting sesuai dengan standar GRI, dimana sebaran perusahaan-perusahaan di tahun 2020 yaitu technology, media, dan telecommunication 84%; mining 84%; automotive 83%; dan oil and gas 81%. Dimana dalam laporannya 40% banyak melaporka tentang financial risk dari perubahan iklim dalam pelaporannya. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah melihat perubahan dramatis dalam jumlah perusahaan yang melaporkan keberlanjutan, tidak hanya didorong oleh undang-undang dan peraturan baru tetapi juga oleh pemhaman yang berkembang mengenai masalah lingkungan, sosial, dan tata Kelola (ESG) yang berdampak pada kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Momentum juga telah tumbuh dalam hal penggabungan standar pelaporan non-keuangan. Investor sudah mulai bergabung dalam diskusi dan pelaporan bisnis dan telah menyatakan frustasi atas kurangnya harmonisasi standar untuk pelaporan non-keuangan.
Contact Detail:
Laboratorium Aplikasi Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
Laboratorium Kuantitatif dan Kualitatif Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Indralaya km.32, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia
Dokumentasi Acara :