Sejarah dan Perkembangan Fakultas Ekonomi
Para tokoh Sumatera Selatan telah lama bercita-cita agar Sumatera Selatan memiliki sebuah perguruan tinggi negeri terkemuka. Pada resepsi perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun 1952, cita-cita tersebut menjelma menjadi suatu tekad yang bulat dengan dibentuknya “Panitia Fakultet Sumatera Selatan”. Pertemuan Panitia Fakultet Sumatera Selatan pada akhir Agustus 1952 telah menetapkan agar segera mendirikan Fakultas Ekonomi sebagai fakultas pertama di Sumatera Selatan. Untuk itu dibentuk suatu panitia khusus dengan nama “Fakultet Sumatera Selatan”. Selanjutnya untuk mengelola perguruan tinggi tersebut didirikanlah “Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti” pada tanggal 1 April 1953.
Hasil usaha panitia Fakultas Ekonomi Sumatera Selatan terwujud dengan peresmian Fakultas Ekonomi pada tanggal 31 Oktober 1953 dalam suatu upacara penyalaan 9 batang lilin, yang diadakan di Gedung Balai Pertemuan Sekanak Palembang. Adapun sembilan lilin tersebut melambangkan Sumatera Selatan memiliki 9 sungai yang bermuara di Sungai Musi. Pejabat yang menghadiri acara pembukaan Fakultas Ekonomi antara lain: Mr. Hardi (Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Budaya RI), drg. M. Isa (Gubernur Sumatera Selatan), Kolonel Bambang Utoyo (Panglima TT II Sriwijaya), dan Ali Gathmyr (Ketua DPRD Sumatera Selatan).
Fakultas kedua yang didirikan adalah “Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat” yaitu pada tanggal 1 November 1957. Sehari sebelumnya yaitu tanggal 31 Oktober 1957, telah dilakukan upacara “Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Permanen Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti”. Pembangunan gedung tersebut selesai atas usaha keras Penguasa TT II Sriwijaya, dan hingga saat ini gedung pertama tersebut masih berdiri kokoh di Kampus Palembang.
Bermodalkan dua fakultas tersebut, para tokoh Sumatera Selatan yang terdiri dari Kolonel Harun Sohar (Panglima Selaku Ketua Peperda TT II Sriwijaya) dan Achmad Bastari (Gubernur/KDH Sumatera Selatan) telah berperan dalam penegerian Perguruan Tinggi Syakhyakirti. Pada bulan Desember 1959, delegasi Perguruan Tinggi Syakhyakirti yang mewakili Sumatera Selatan memperoleh jaminan kesediaan Pemerintah Pusat melalui Menteri PPK, Mr. Moh. Yamin, untuk mengambil alih Perguruan Tinggi Syakhyakirti menjadi Universitas Negeri, asalkan semua syarat telah dapat dipenuhi, antara lain memiliki satu Fakultas Eksakta di samping Fakultas Sosial. Fakultas Eksakta yang dipersiapkan adalah Fakultas Teknik.
Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) membentuk Panitia Persiapan Fakultas Teknik yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Hazairin. Fakultas Teknik terbentuk pada tanggal 1 Oktober 1960, dan diresmikan pada tanggal 3 November 1960. Pembentukan ini didasarkan atas Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1960 tanggal 29 Oktober 1960. Peresmian Fakultas Teknik diselenggarakan dalam suatu upacara penandatanganan piagam pendirian oleh Presiden RI pertama, Dr. Ir. H. Soekarno, disaksikan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Prof. Dr. Prijono serta beberapa Duta Besar negara sahabat. Upacara penandatanganan piagam pendirian oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 3 November 1960 dijadikan hari jadi (Dies Natalis) Universitas Sriwijaya.
Presiden Universitas pertama yang ditunjuk adalah drg. M. Isa (Mantan Gubernur Sumatera Selatan), diangkat dengan Surat Keputusan Presiden No. 696/M tahun 1960, tertanggal 29 Oktober 1960. Pejabat Sekretaris Universitas adalah Drs. Sjafran Sjamsuddin, sedangkan Pejabat Dekan Fakultas Hukum Mr.
Zainal Abidin, Pejabat Dekan Fakultas Ekonomi drg. M. Isa, Pejabat Dekan Fakultas Teknik, Ir. Moeljadi Priambodo, dan Pejabat Dekan FKIP R.A. Rani.
Universitas Sriwijaya terus berkembang. Pada tahun 1961 dibuka Fakultas Ekonomi cabang Lampung, yang menjadi cikal bakal Universitas Lampung. Pada tahun 1962/1963 dibuka Jurusan Akuntansi dan Jurusan Umum Fakultas Ekonomi. Fakultas Kedokteran diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1962, Fakultas Pertanian didirikan pada tanggal 27 Agustus 1963, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya yang berasal dari FKIP yang dinegerikan dan bergabung ke dalam Universitas Sriwijaya berdasarkan SK Menteri PTIP No.6/1961 tanggal 31 Juni 1961.
Pada tahun 1966 (bulan April-Agustus), Universitas Sriwijaya berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan akibat kondisi politik nasional. Pimpinan Universitas Sriwijaya dipegang oleh suatu Presidium Sementara, dengan Ketua Presidium Komisaris Besar Polisi Amir Datuk Palindih, S.H. Presidium sementara ini bertugas melakukan pembersihan Universitas Sriwijaya dari unsur-unsur G30S/PKI. Pada tahun tersebut Universitas Sriwijaya tidak menerima mahasiswa baru. Kuliah tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga seluruh kegiatan ilmiah pun dengan sendirinya terhenti. Kegiatan penelitian tidak ada sama sekali, karena kegiatan pokoknya hanya berbenah pada pimpinan, melakukan screening pegawai dan mahasiswa. Setelah Kombes Amir Datuk Palindih, S.H. mundur dari jabatannya, Pejabat Rektor Universitas Sriwijaya pada periode 1966-1968 dijabat oleh Kolonel dr. Noesmir. Pada masa ini dibuka cabang Fakultas Hukum di beberapa daerah yaitu di Bangka Belitung, Curup, Kayu Agung, dan Extension Fakultas Hukum di Palembang.
Periode 1968-1977, di bawah pimpinan Rektor Universitas Sriwijaya Prof. Drs. H. Djuaini Mukti, MA. Pada periode ini Universitas Sriwijaya menambah fasilitas fisik dengan dibangunnya beberapa gedung baru dan laboratorium. Di bidang sumber daya manusia, Universitas Sriwijaya telah memiliki Guru Besar. Berdasarkan SK Menteri P dan K Republik Indonesia tertanggal 1 November 1968 secara resmi diangkat guru besar yaitu Prof. Zainal Abidin, S.H., Prof. Dr. Goepito Hardjo Wiyono, Prof. Amrah Muslimin, S.H., Prof. Mr. H. Makmoen Soelaiman.
Pada periode ini pula beberapa fakultas mulai meluluskan sarjana.
Melalui SK Menteri PTIP No.161/1967 yang disempurnakan dengan Keputusan No.1/1968, IKIP Bandung cabang Palembang bergabung kembali dengan Universitas Sriwijaya dan dilebur menjadi Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan dengan 5 Jurusan dan 11 Program Studi. Pada tahun 1969 Universitas Sriwijaya mulai melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan berbagai aktivitas lapangan lainnya.
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 1970 melalui SK Rektor No.688/A/II/69, ditetapkan Lambang Universitas Sriwijaya pada awalnya berupa Pucuk Rebung menjadi Bunga Seruni. Perubahan lambang ini dilatarbelakangi oleh keinginan sivitas akademika Universitas Sriwijaya untuk memiliki lambang bermakna lebih luas dengan motto Ilmu Alat Pengabdian yang melambangkan bahwa manusia wajib mengabdi kepada Tuhan, negara, bangsa, masyarakat, dan keluarga. Pengabdian yang tidak disertai dengan ilmu pengetahuan tidaklah sempurna.
Pada tanggal 10 April 1970 diresmikan pemakaian laboratorium Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, disusul kemudian pada tanggal 1 Agustus 1970 diresmikan pembukaan Lembaga Penelitian dan Pengajaran Bahasa Universitas Sriwijaya dengan direktur pertama Dr. Amran Halim. Mulai tanggal 2 Oktober 1975 Rapat Senat Universitas Sriwijaya berhasil menetapkan statuta Universitas Sriwijaya untuk pertama kalinya.
Di bawah kepemimpinan Rektor Drs. Sjafran Sjamsuddin periode 1978-1986, Universitas Sriwijaya membuka Jurusan Teknik Elektro dan Jurusan Teknik Mesin sebagai jawaban terhadap perkembangan industri di daerah Sumatera Selatan dan atas permintaan masyarakat serta kalangan industri. Tahun 1979 Universitas Sriwijaya mulai menyelenggarakan Program Dokter Spesialis, yaitu Program Studi Kesehatan Anak dan Program Studi Ilmu Bedah. Kemudian pada tahun 1982 dibuka pula Program Studi Ilmu Penyakit Mata, Program Studi Ilmu Penyakit Dalam (1986), serta Program Studi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (1987).
Pada tahun 1980 dibangun gedung untuk Learning Research Center dan Gedung Perpustakaan Universitas Sriwijaya. Tahun 1983 dimulailah pembangunan
Kampus Baru Universitas Sriwijaya di Indralaya yang berjarak sekitar 32 Km dari kota Palembang. Pada tanggal 20 September 1982 secara resmi Politeknik Universitas Sriwijaya dibuka dengan sarana pendidikan, staf pengajar, dan kurikulum dikemas secara nasional.
Pada tahun 1983, melalui SK Dirjen Dikti No. 7/DJ/kep/1983 tanggal 12 Februari 1983, dibuka Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta berdasarkan SK Rektor Universitas Sriwijaya tanggal 5 September 1983 No. 2922/PT.11.1.1/c.2.a./1983 Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan digabung menjadi FKIP Universitas Sriwijaya. Pada tahun 1984 Universitas Sriwijaya memiliki 6 fakultas dengan 31 jurusan.
Pada periode 1986-1994 Universitas Sriwijaya dipimpin oleh Rektor Prof. Dr. Amran Halim. Pada masa ini berlangsung proses pembangunan Kampus Baru Universitas Sriwijaya di Indralaya, dengan luas lahan seluruhnya 712 Ha, yang dinyatakan selesai proses pembangunannya pada tanggal 31 Desember 1993, meskipun pada tanggal 1 September 1993 Gubernur Sumatera Selatan, Brigjen H. Ramli Hasan Basri, telah memberikan kuliah perdana yang menandai awal kegiatan akademik di kampus baru ini.
Pada tahun akademik 1988/1989 berdiri Program Studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan 4 jurusan yaitu Jurusan Matematika, Jurusan Fisika, Jurusan Kimia, dan Jurusan Biologi. Pada tanggal 22 Oktober 1993 Program Studi MIPA ini diresmikan menjadi Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya setelah sebelumnya “dicangkokkan” di Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Tahun akademik 1991/1992 FKIP Universitas Sriwijaya menyelenggarakan Program Diploma II Pendidikan Guru Sekolah Dasar (D-II PGSD) dengan dosen- dosennya sebagian Passing out dari guru SPG dan SGO. Pada tahun akademik 1992/1993 bekerjasama dengan Kanwil Depdiknas, FKIP mendirikan program D- III penyetaraan. Selanjutnya FKIP juga telah menyelenggarakan Program Akta IV bagi lulusan S1 non keguruan yang berminat menjadi guru, serta alih Program S1 dari DIII atau sederajat.
Kampus baru Universitas Sriwijaya di Inderalaya, walaupun telah difungsikan sejak tahun 1993, sesungguhnya baru secara resmi digunakan setelah penandatangan prasasti oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Maret 1997. Pada tahun 1994-1998 Universitas Sriwijaya berada di bawah pimpinan Prof. Ir. H. Machmud Hasjim, M.M.E. Pada masa ini Universitas Sriwijaya mulai membuka Program Pascasarjana, yaitu tahun 1995/1996, melalui SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 292/DIKTI/Kep/1994 dibuka program pendidikan S2 Magister Manajemen dengan Konsentrasi Manajemen Keuangan. Program Pascasarjana (PPs) Universitas Sriwijaya, berdiri pada tahun 1996, ditetapkan sebagai koordinator program pendidikan strata dua dalam lingkungan Universitas Sriwijaya. Langkah ini diawali dengan pembukaan dua program studi magister, yaitu Program Studi Ilmu Tanaman dan Program Studi Agribisnis sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 470/Dikti/Kep/1995. Tahun 1996/1997 Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya juga membuka Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Program Studi Magister Ilmu Hukum. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, maka pada tahun 1996 dibuka lagi dua program studi yakni Magister Ilmu Ekonomi dan Magister Ilmu Hukum yang disusul oleh pembukaan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa pada tahun 1997 sesuai dengan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 128/Dikti/Kep/1997. Selanjutnya pada kurun waktu 1997-2003 dibuka Program Studi Magister Pendidikan Bahasa (1997), Program Studi Magister Teknik Kimia (1999), Program Studi Magister Biomedik (2000), Program Studi Magister Teknik Sipil (2001), Program Studi Magister Pengelolaan Lingkungan, dan Program Studi Magister Administrasi Publik (2003). Pada tanggal 21 September 1998 Politeknik Universitas Sriwijaya melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 235/0/1998 tanggal 21 September 1998 resmi berpisah dari Universitas Sriwijaya dengan nama Politeknik Negeri Sriwijaya. Pada tanggal 22 Februari 2006 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan surat izin pembukaan Fakultas Ilmu Komputer (FASILKOM) dengan sistem pengelolaan fakultas secara swadana dan swakelola. Melalui proses persiapan selama 9 bulan dan beberapa kali rapat senat Universitas Sriwijaya, maka pada tanggal 1 Desember 2006 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya secara resmi berdiri.
Pada tahun 2007 Program Pascasarjana telah mewujudkan kerjasama internasional dalam bidang pendidikan dengan Belanda melalui penyelenggaraan Program Double Master Degree dalam bidang Integrated Lowland Management and Development Planning, bekerjasama dengan IHE-UNESCO dan Bappenas. Selain itu, untuk menjawab kebutuhan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan dan energi, maka kerjasama sejenis dalam bidang Integrated Food Production and Management Planning juga telah dilaksanakan di bawah payung kerjasama Double Degree dengan Mie University, Jepang yang didukung oleh Beasiswa Unggulan, BPKLN, Departemen Pendidikan Nasional, dan Bidang Energi dan Lingkungan di bawah payung kerjasama Double Degree dengan AIT, Thailand.
Di samping program magister, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya juga menyelenggarakan Program Studi Doktor (S3) dimana program doktor pertama dimulai dengan membuka Program Doktor Bidang Ilmu Pertanian, dengan SK No. 2364/D/T/2001. Selanjutnya secara berturut-turut dibuka Program Doktor Ilmu Lingkungan pada tahun 2007, Program Doktor Ilmu Hukum tahun 2008, dan Program Doktor Ilmu Ekonomi pada tahun 2010.
Sejak tahun 1999-2007 Universitas Sriwijaya dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Zainal Ridho Djafar. Pada periode ini Universitas Sriwijaya membuka Program Studi Ilmu Kelautan (FMIPA), Program Studi Sosiologi sekaligus mengubah status Program Studi Ilmu Sosial dan Politik menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Masa ini Universitas Sriwijaya mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan di 10 fakultas, 44 program studi Sarjana (S1), 11 program studi Dokter Spesialis, 15 program studi Pascasarjana (S2), 3 Program Doktor (S-3), dan 6 program studi Diploma (S-0), serta 3 Program Magister (S2) Dual Degree dengan negara Malaysia, Belanda, dan Jepang.
Mulai tanggal 19 November 2007 sampai 23 November 2015 Universitas Sriwijaya dipimpin oleh Prof. Dr. Badia Perizade, M.B.A. Pada masa ini Universitas Sriwijaya menambah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dengan satu Program Studi Kesehatan Masyarakat. Selain itu juga dibuka program studi baru, Program Studi Magister Ilmu Manajemen (S2), Program Studi Geologi (FT), Program Studi Kedokteran Gigi dan Program Studi Psikologi (FK), Program Studi
Farmasi, Program Studi Magister Fisika dan Program Doktor MIPA (FMIPA), Program Studi Pendidikan Usia Dini (FKIP), Program Studi Ilmu Komunikasi, dan Program Studi Magister Sosiologi (FISIP). Selain itu juga dibuka Program Studi Magister Teknik Mesin dan Program Studi Magister Teknik Pertambangan serta Program Studi Doktor Ilmu Teknik (FT). Kemudian dibuka juga Program Studi Magister Teknik Komputer (FASILKOM).
Mulai tanggal 24 November 2015 Universitas Sriwijaya dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, M.S.C.E. Pada masa ini, Universitas Sriwijaya membuka program studi baru, yaitu, Program Studi Ilmu Gizi (tahun 2016), Program Studi Kesehatan Lingkungan (tahun 2016), Program Studi Magister Pendidikan Jasmani dan Program Doktor Pendidikan Matematika (tahun 2016), Program Studi Magister Biologi, Program Studi Magister Kimia (FMIPA), Program Studi Ilmu Hubungan Internasional (tahun 2016). Pada periode tahun 2015-2019 telah dibuka Program Studi S3 Administrasi Publik (tahun 2018), Program Studi Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi (tahun 2018), Program Studi Pendidikan Profesi Guru (tahun 2018), Program Studi S2 Pendidikan Fisika (tahun 2019), Program Studi Doktor Ilmu Manajemen (S3), Program Studi S3 Sains Biomedik (tahun 2019), sehingga pada Desember 2019 Universitas Sriwijaya memiliki 114 program studi. Pada tahun 2009 Universitas Sriwijaya berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan mulai menerapkan sistem remunerasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan. Universitas Sriwijaya untuk pertama kali memperoleh status Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dengan Peringkat B. Meskipun Universitas Sriwijaya telah berkembang pesat, masalah yang belum terpecahkan adalah masalah transportasi. Jarak Kampus Universitas Sriwijaya Inderalaya dari kota Palembang adalah 32 km, namun masih lebih banyak dosen serta mahasiswa yang bermukim di Palembang. Hal ini menyebabkan beban transportasi yang tidak ringan. Menyadari permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan oleh Universitas Sriwijaya adalah memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh pihak lain. Atas inisiatif Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kementerian Perhubungan RI, PT KAI mendukung Universitas Sriwijaya dengan membuka jalur kereta api yang menghubungkan stasiun Kertapati dengan kampus Universitas
Sriwijaya Indralaya yang mulai digunakan pada tahun 2008.
Tahun 2016 Universitas Sriwijaya berhasil meraih Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dengan Peringkat Unggul (A). Selain itu Universitas Sriwijaya telah menerima hibah Rusunawa (Rumah Susun Sewa untuk Mahasiswa) dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat RI. Penyediaan dan pemanfaatan kedua fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan minat mahasiswa untuk tinggal di Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (OI).